Selamat datang di blog sederhana saya,, Saling berbagi dalam kebaikan,kalo ada kesalahan didalam isi blog,silahkan tinggalkan komentar,,^_^

Sabtu, 24 Maret 2012

takdir??? apa kah ditangan kita?

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

"Allah membiarkan dalam kesesatan siapa saja yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki"(QS. 74:31)

Dapatkah kita memilih sendiri tidakan kita?
       Berdasarkan ayatdiatas ,tampaknya Allah mengontrol kita. Akan tetapi Qur'an menyatakan bahwa Allah memberi akal,inelek, dan kehendak bebas  sehingga kita dapat memilih jalan kebaikan atau kejahatan.
apakah ini jelas??

   kata arab hidaya biasanya diterjemahkan sebagai "petunjuk" atau bimbingan. Akan tetapi ia juga berarti : ketepatan penilaian,jalan lurus,jalan menuju islam, dan jalan orang orang yang diberkati Allah. kata Arab dalala biasanya diterjemahkan "tersesat". Diantara makna lainnya adalah penyelewengan,kesalahan, jalan orang orang yang terus menerus menganut iman palsu dan secara sengaja melanggar hukum Tuhan dan orang orang yang menolak untuk mendengarkan kebaikan dan karenanya tersesat karena pengabaian dan ketidakpedulian mereka.
   diberi petunjuk dan dibiarkan tersesat berhubungan dengan Allah dan tertgantung kepada kehendak Nya. Dia menciptakan hidaya untuk memanifestasikan Namanya : al-Hadi(yang memberi petunjuk) dan dalala untuk memanifestasikan nama Nya : al-Mudil(Yang Menyesatkan) . dia menciptakan atau dengan kata lain memampukan atau memberi petunjuk atau kesesatan. Ini tidak berarti bahwa Dia membimbing seseorang ke jalan lurus atau sesat. diberi petunjuk atau disesatkan adalah akibat dari niat dan perbuatan kita sendiri akibat dari sikap dan kecenderungan kita. tak ada hubungannya dengan takdir yang sewenang wenang.
      petunjuk dapat diterima melalui berbagai perbuatan atau amal: pergi ke mesjid ,mendengarkan khotbah,kuliah atau membaca Qur'an ,merenungi ayat ayat al Qur'an dan maknanya secara serius,bekerja dengan sepenuh hati,menerima nasehat dari guru atau pembimbing spiritual yang tulus dan berusaha untuk mengambil manfaat dari etos mereka yang mulia dan suci, dan merenungkan hakikat dari kehidupan dan kematian. Praktek praktek tersebut dapat membawa manfaat pada pencerahan mental dan spiritual.
Jika anda mulai melakukan hal hal itu seperti itu,betapa pun kecilnya , Allah menerimanya sebagai sarana untuk memberi petunjuk. Oleh karena itu, Allah lah yang memberi petunjuk tetapi seseorang lah yang mengawali prosesnya. Di lain pihak ,jika anda sering mengunjungi tempat seperti bar,nightclub,atau tempat tempat pemujaan non islam, anda sesungguhnya minta untuk disesatkan. Jika Allah menghendaki,Dia akan membiarkan anda tersesat. Jika tidak, Dia akan menyelematkan anda dari nasib itu melalui cara cara yang Dia kehendaki.
      Peran kita dalam menentukan apakah kita akan dibimbing atau disesatkan tidaklah besar. Jika kita mengikuti kesesatan , Allah menciptakan akibatnya dari perbuatan kita sesuai dengan hukum sebab akibat yang telah Dia tetapkan untuk makhluk Nya . kita secara moral bertanggung jawab atas perbuatan ysng kita lakukan dengan bebas yang menuju kepada kesesatan . Allah akan menghukum atau mengampuni kita sekehendak Nya.
    Perhatikan contoh ini. Ketika Anda mendengarkan Qur'an atau khotbah atau membaca sesuatu tentang islam, anda mengalami perasaan tertentu, semacam penerangan atau pengangkatan. Akan tetapi ,seseorang yang tiggal di samping mesjid mungkin menganggap azan,khotbah dan shalat sebagai sumber gangguan dan mengeluh bahwa itu semua adalah menganggu ketenangan umum. Dalam masing masing kasus, Allah menggunakan reaksi dan kecenderungan kita untuk menciptakan dan melahirkan konsekuensinya yang tergantung kepada kehendak Nya yang mengikuti respon tersebut
      Perhatikan contoh lainnya ini. saat ini kita makan dan minum, semua jenis gizi ,protein,vitamin,karbohidrat dan sebagainya dikirimkan ke tempat yang dibutuhkan dalam tubuh kita. . sekedar niat atau menyuapkan makanan ke mulut tidak lantas langsung memberikan gizi. Pertama tama pasti ada keterlibatan dan kerja organ organ yang mengidentifikasi dan menggerakkan makanan ke dalam mulut,suatu koordinasi kompleks dari otak dan aktivitas otot. Tak ada bagian dari proses ini yang dikontrol secara sadar atau dipahami oleh seseorang. Kemudian setelah makanan masuk ke mulut,kelenjar ludah mulai beroperasi. data tentang rasa dan aroma diteruskan ke otak,diproses,dan diarahkan ke perut,memberi informasi tentang kombinasi dari substansi kimiawi yang diperlukan untuk dicerna agar makanan itu berubah menjadi gizi.. Dan ini hanyalah permulaan!
       karena kita tak punya kontrol sadar terhadap proses pemberian gizi terhadap tubuh kita ,kita tidak dapat mengatakan: "Aku memasukkan makananke mulut,merencanakan dan mengatur segala sesuatu untuk makan,mencernanya mendistribusikannya ke tempat yang diperlukan dan menjaga suhu tubuh agar segala sesuatu berfungsi secara benar dan efisien. Aku melakukan ini sendiri." Jika kita memang melakukannya ,apakah kita tidak akan menghubungkan dirikita dengan perbuatan Tuhan? Kita harus mengakui realitas "Ketika aku memasukkan makanan ke mulut,proses yang luar biasa mulai beroperasi. Sebuah tangan yang tak terlihat dan menggerakkan proses ini sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Zat yang mengawali dan memelihara semua proses ini adalah Tuhan."
        dengan menggerakkan semua kehendak dan kecenderungan kita menuju petunjuk Ilahi,kita dapat membuktikan kemampuan dan kepantasan diri kita. Misalnya saya banyak bicara tentang agama dengan lengkap dan nyaman,mengekspresikan perasaan saya sedemikian bagusnya sehingga mungkin orang lain tergerak dan mendapatkan manfaat_tetapi saya gagal mencapai apa yang saya inginkan dan hanya dapat berbuat itu saja. Saya ingin menyampaikan hukum Qur'an dan perintah Tuhan mellui kata kata yang tulus dan persuaif_tetapi saya terpaku pada beberapa poin dan menjadi kelu lidah . Saya berusaha untuk tenggelam dalam sholat atau menyingkirkan segala macam urusan dunia saat shalat tanpa gangguan ini . Ringkasnya,saya menyumbangkan keinginan tulus meski saya mungkin tak bisa merealisasikannya. Realisasi ini adalah yang kepunyaan Yang Maha Kuasa.
         Cinta dan kesenangan dari iman kecenderungan untuk puas dan pasrah dihadapan apa pun yang datang dari Allah adalah anugerah yang hanya Dia berikan di hati dan jiwa kita. Kita memilih dan condong  dan Allah menerima dan memberikan berkah dan petunjuk Nya . Saduddin Taftazani berkata : "Iman adalh api yang dinyalakan Allah dalam jiwa seseorang sebagai konsekuensi dari penggunaan kehendak bebas Nya." Untuk memperoleh pertolongan besar ini kita harus menggunakan kehendak bebas kita . Anda menekan sebuah tombol dan hidup Anda diterangi. Ini barang kecil tampak sebagai upaya atau keinginan kecil menuju kepada iman,tetapi apa yang tampaknya kecil ini akan menjadi sarana untuk mendapatkan petunjuk dan penerangan dari Nur Ilahi.
        Beberapa orang mungkin bertanya : Jika Allah membiarkan dalam kesesatan siapa saja yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki(QS. 74:31), bagaimana Dia memanggil hamba hamba Nya untuk menjelaskan perbuatan Nya?
       Kita tidak dapat menisbahkan kejahatan kepada Allah, sebab kejahtan datang dari diri kita sendiri: Kebaikan apapun yang menimpamu itu adalah dari Allah dan apa pun keburukan yang menimpamu itu adalah dirimu sendiri(QS. 4:79) . Kita hanya bisa menyalahkan diri kita sendiri atas penderitaan yang kita alami sebab Allah tidak menzalimi orang walau seberat zarrah(QS. 4:40) Apa yang menimpa kita adalah karena pilihan dan perbuatan kita dan sesuai denga hukum sebab akibat yang telah ditetapkan Allah untuk ciptaan Nya. Jadi,orang orang yang terus menerus menganut iman yang salah dan menolak untuk mendengar dan mematuhi perintah Tuhan pelan pelan akan kehilangan kemampuannya untuk menerima kebenaran,sampai hatinya tertutup. Karena Allah yang menetapkan hukum hukum ini,penututpan hati ini dan membawa kepada kesesatan dihubungkan dengan Nya. tetapi dalam kenyataannya hal itu adalah konsekuensi dari pilihan bebas dan kecenderungan seseorang. Nasib seperti itu bukanlah ditetapkan sebelumya atau tidak adil.
      Kebahagian di akhirat adalah konsekuensi alami dari usaha kita untuk mencapai kebenaran dan pencerahan batin saat kita masih hidup dan Allah tidak membiarkan kesesatan denga ini melainkan orang orang yang fasik yaitu orang orang yang melanggar perjanjian dengan Allah, sesudah perjanjian itu teguh dan memutuskan apa yang oleh Allah disuruh untuk menghubungkannya dan mengadakan kerusakan di bumi ini . Mereka lah orang orang yang rugi.(QS. 2:26-27). Allah tidak menyebabkan siapa saja tersesat ,kecuali mereka yang Dia tahu hendak menolak untuk beriman. Disini ,membiarkan kepada kesesatan berarti Allah membiarkan seseorang sendirian dan mencabut berkah Nya atas dirinya. Allah mungkin akan meninggalkan orang yang Dia tahu akan memilih untuk menyangkal kebenaran dan bertahan dalam penolakan itu. mendapatkan pertolongan dan berkah Nya atau dicabut dari pertolongan dan berkahNya ,itu semua tergantung kepada pilihan kita,

sumber : buku berjudul "memadukan akal dan kalbu dalam beriman" karya M.Fethullah Gulen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

cari disini gan,,,,